GPAN Goes to Tempat-tempat Bersejarah di Malang
Dokumentasi diambil dari pribadi saat melakukan kunjungan di museum singosari |
Minggu
(27/08) - Komunitas GPAN regional malang atau di sebut dengan komunitas Gerakan
Perpustakaan Anak Nusantara mengadakan acara “Goes to Tempat-tempat Bersejarah
di Malang”. Bertujuan untuk mengetahui sejarah zaman dulu yang sekarang sudah
banyak terlupakan oleh masyarakat. Tujuan pertama ke tempat Museum Mpu Purwa,
kedua Candi Singosari, Ketiga Dwarapala, Keempat Stupa Sumberawan, Kelima
Patirtaan Watu Gede dengan pemateri yang akan di sampaikan oleh Ahmad Sirojul
Munir. Tujuan utama kami mengunjungi Museum
Mpu Purwa yang di dampingi oleh Edukator Museum Mpu Purwa itu sendiri oleh
Revan Firmansyah, sebelum masuk museum kami di ajak di halaman museum untuk
mengenal lingkungan sekitar serta arca yang berada di depan museum, kami di
ajak untuk mengenal sejarah-sejarah yang memang sekarang banyak dilupakan oleh
masyarakat.
Di sekitar museum
terdapat pohon Maja dan Bodhi yang memang buah tersebut melahirkan nama-nama
kerajaan dulu, seperti kerajaan majapahit berdiri karena dahulu para prajurit
waktu di alas mereka kelaparan dan tak membawa sedikit makanan apapun akhirnya
prajurityang berasal dari Madura melihat buah besar mengiurkan dan akhirnya
dimakan setelah itu di muntahkan karena sangat pahit sekali dan setelah itu
berdirinya kerajaan yang dinamai dengan kerajaan majapahit. Pohon Bodhi juga
merupakan tempat orang budha untuk mendapatkan pencerahan ketika berada di
bawah pohonnya. Di samping itu terdapat Batu Pall yang memiliki fungsi tergantung
pada penempatannya, jika Batu Pall tersebut ditemukan di air maka digunakan
untuk tempat berhentinya perahu ataupun kapal tetapi jika Batu Pall ditemukan
di darat maka digunakan sebagai patokan desa/ perbatasan desa.
Disamping itu terdapat
artefak Budha yang bernama Lingga merupakan simbol dari Dewa Siwa atau
mengandung unsur maskulin yang di
implementasi nya seperti jenis kelamin lelaki, Lingga ini memiliki pasangan
bernama yonggi yang bentuk implementasi dari jenis kelamin perempuan.
Orang-orang pada zaman dulu memang pikirannya sangat kotor sekali sehingga
mereka memberikan nama artefak tersebut seperti itu. Selanjutnya kami masuk ke
dalam museum diberi materi pelan-pelan agar kami bisa menangkap secara
keseluruhan. Di dalam museum terdapat Archa yang disampingnya bergambarkan
bunga teratai ternyata memiliki fungsi tersendiri bunga teratai tersebut yaitu lambang
bunga ini cukup berbeda dengan bunga lain dia adalah simbol dari Dharma, dari
kebenaran dalam menyampaikan hal yang sebenarnya karena bunga teratai hidup di air keruh yang dapat
memekarkan sebuah bunga indah dan menyebarkan keindahan. Bahkan manusia saja
sebagai makhluk hidup tidak mungkin bisa melakukan hal yang seperti bunga
teratai, hidup di lingkungan yang kotor tetapi masih bisa memberikan keindahan kepada
orang lain.
Tujuan kedua kami
menuju Candi Singosari dengan pemateri oleh Ahmad Sirojul Munir. Candi adalah
tempat beribadah, pemujaan. Menurut sukmoto diambil dari prasasti kalasan,
Candi berasal dari kata Camundi yaitu
rumah Dewa atau tempat pemujaan. Candi singosari ini merupakan bangunan suci
tetapi masih belum sempurna atau bisa dikatakan belum jadi, masih proses
pembuatan dan sudah di tinggal begitu saja bisa dibilang dengan bahasa
kasarannya proyek gagal.
Cara pembuatan candi
tidaklah mudah banyak elemen-elemen yang mendukung berdirinya candi terutama
syarat-syarat pembangunan candi antara lain: Mencari tanah yang cocok untuk
pembangunan candi dengan cara tanah di lubangi sekitar kedalaman 2 meter
setelah itu di beri air, jika air itu hais maka taah tersebut tidak cocok untuk
di bangunkan sebuah candi dan sebaliknya.
2.
Pembangunna candi biasanya ditempat
lereng, puncak gunung, lembah, tepi sungai, tepi danau
Pembangunan candi dilakukan oleh seseorang yang
diperintahkan oleh Raja.
Tujuan ketiga adalah di Archa Dwarapala dengan
materi yang tetap berlanjut oleh Ahmad
Sirojul Munir. Arca Dwarapala ini digambarkan dengan menakutkan karena
berfungsi sebagai penangkal ghaib-ghaib atau roh jahat. Archa Dwarapala cuckup
besar dan wajahnya memang menakutkan ketika melihatnya. Lambang kalung yang
digunakannya berbentuk ular sebagai arti bahwa ilmu pengetahuan yang memang
harus di salurkan. Meskipun Archa Dwarapala terlihat hanya otot nya saja tetapi
memiliki pemikiran yang cerdas. Kebanyakan archa-archa pada zaman dahulu
badannya gemuk-gemuk karena mengenyam atau memakan semua ilmu pendidikan bahkan
dilihat tidak ada archa yang badannya kurus sampai sekarang.
Tujuan Ke empat adalah
Stupa Sumberawan dengan pemateri yang sama Ahmad Sirojul Munir. Stupa Sumberawan ditemukan pada tahun 1904 yang ditemukan oleh
orang Belanda salah satu nya di jawa
timur pada tahun 1928-1935 dilakukan sebuah penelitian. Ada seorang yang
bertanya Bagaimana cara untuk menghormati orang Budha? Setelah itu orang
tersebut menjawabnya “ Dengan cara membuat bangunan suci”. Setelah beberapa saat bertanya lagi seperti
apa bentuknya? Dan orang Budha tersebut
menjawab pertanyaannya lagi dengan membalikan mangkoknya dan diatasnya diberi
tongkat dengan bawah mangkok tersebut di letakkan sorban yang orang budha
gunakan. dan ini adalah pemujaan untuk orang Budha, Bilangnya.
Stupa
berfungsi sebagai penyimpanan peralatan atau relief-relief budha saat itu.
Dahulunya tempat ini rawa bukan langsung tanah seperti yang dilihat sekarang
dan seketika itu hujan terus menerus bersama dengan longsor, akhirnya rawa
tersebut tertutup oleh tanah dari bukit gunung kaki arjuna yang berada di
sekitar rawa. Stupa dikenal dengan sebutan stupa sumberawan, dari kata sumber
dan rawan bukan sumber dan awan. Ciri-ciri candi hindu dan budha yaitu Budha
berbentuk setengah lingkaran atau mangkok seperti di candi borobudur sedangkan
hindu berbentuk tinggi dan melengkung seperti candi prambanan. Bukti-bukti
dalam prasasti banyak ditemukan hindu sedangkan budha hanya sebagian saja.
Sebelum materi Stupa Sumberawan di lanjutkan kami pun beristirahat dahulu untuk
melakukan sholat serta rujakkan di tengah-tengah lapanagn kemudia dilanjut
dengan aja games yang yang cukup seru dan menarik untuk menfreashkan pikiran
sejenak sebelum materi Stupa Sumberawan di mulai.
Keempat Patirtaan Watu
Gede dengan pemateri yang sama Ahmad Sirojul Munir. Patirtaan Merupakan sebuah
sungai yang digunakan untuk pemandian putri dan pemujaan di kala dulu.
Mengutip dari Edukator Museum Mpu Purwa Revan
Firmansyah bahwa Buku adalah istri kedua
dan ilmu adalah kekasih saya tidak pernah menghianati.
barier_ALin
Komentar
Posting Komentar