Lukai Aku Sekali Lagi
Dokumentasi diambil dari buku Mang Ali saat beda bukunya |
Lukai
aku sekali lagi
Karena
pasrah atau putus asa
Berarti
tak cinta
Apakah
akan kubiarkan diriku bercerita pada siapa saja
Tentang
kebohonganmu kepadaku?
Akan
maukah aku menikah dengan seseorang
Pembohong
sepertimu?
Setiap
bertemu orang baru selalu engaku jomblo
Kemudian
berkata “maukah kau menjadi kekasihku?”
Inikah
yang dinamakan petaka cinta?
Saat
aku sadar telah memilih orang yang salah
Namun
aku tak bisa berbuat apa-apa
Tak ada cara lain
Lukai aku sekali lagi
Aku adalah air mata yang lahir dari ucapanmu
Tersungkur di dalam kamar menyeasil jani-jani manismu
Aku adalah tempatmu melampiaskan marah yang bertahan hidup sengsara
Dirayu-rayu saat awal bertemu, diberi harapan palsu, digantung
diatas tanah pilu
Penuh kau janjikan rumah mewah, akan megajakku ke KUA
Kau malah berbahagia bersamanya
Inikah kutukan cinta?
Aku yang tak punya kekuatan menukar realita
Meskipun kau berdusta
Aku tetap percaya
Untuk apa kata manis madu
Jika tak kuat memilih satu
Tak ada
cara lain
Lukai
aku sekali lagi
Yogyakarta, 27 Oktober 2017
Puisi di atas merupakan sebagain puisi dalam buku “Lukai Aku Sekali
Lagi” yang ditulis oleh Ahmad Ali Adhim dan Hanny Lubaba yang di bedah bersama
Mahasiswa Peneliti dan Penulis Produktif (Jum’at/16/03/2018). Buku ini bukan
hanya menceritakan kisah sedih dan patah hati saja tetapi dalam buku ini juga
menceritakan masa depan pendidikan Indonesia saat ini. Kedua penulis ini
lulusan dari sekolah yang sama yaitu di Yayasan Pondok Pesantren Sunan Drajat
Paciran Lamongan. Buku ini merupakan buku ketiga yang ditulis oleh Ahmad Ali
Adhim (sapaan Mang Ali) setelah beberapa karya antologi puisi Falsafah yang
Rendah yang Kuselami di Batang Candaku dan kumpulan cerpen berjudul Yang Ke Dua.
“Dulu buku pertama yang saya tulis langsung ditolak penerbit tapi
setelah itu dibeli oleh penebit besar media Pers Indo. Pertama saya mendapat
tawaran pekerjaan menjadi editor di Jogjakarta, meskipun saya tidak bisa tapi
tetap saya terima tawaran tersebut, toh kalau saya tidak bisa kan ada teman
saya yang mengerjakan hehee, Tutur Mang Ali”.
Menulis itu tidak mudah, seorang penulis pasti memiliki gaya
tulisan masing-masing agar dapat menarik pembaca seperti yang ditulis oleh
Hanny Labiba ditulisan buku “Lukai Aku Sekali Lagi” sebagaian buku yang ditulis
oleh mbak Hanny, pembaca merasakan begitu dalam seolah hati ikut terlukai oleh
seorang. Baru pertama kali mbak Hanny
menerbitkan sebuah buku yang ditulis dengan Mang Ali. Belum lulus sarjana dan
masih menjadi mahasiswa aktif UIN Malik Ibrahim Malang ternyata beliau dari
kecil sudah menyukai tulisan, bahkan seketika mbk Hanny melihat satu objek
beliau bisa mengubah menjadi sebuah puisi.
Menurut Mang Ali minat menulis memang sangatlah rendah apalagi saat
seorang penulis mengalami kebuntuan ide dalam menulis maka yang pertama kita
harus lakukan refreshing entah melihat pemandangan hijau-hijau atau kita
bisa membaca buk, dengan itu sedikit memunculkan ide dan seseorang dalam
menulis harus memiliki komitmen yang tinggi serta target untuk mencapai tulisan
agar selama kita menulis bisa mengalahkan kemalesan.
barier_ALin
Ayaflu Bar...
BalasHapuslanjutkan barr...
BalasHapuslanjutkan barr...
BalasHapusLukai aku sekali lg
BalasHapusJangan terluka rir, ga tega we wkwk
BalasHapus