Lima Perempuan dalam buku “Kekasih yang Tak Bahagia”
Dokumentasi diambil saat selesai acara beda buku "Kekasih yang Tak Bahagia" |
Minggu, 25 Maret 2018. Pelangi Sastra adakan ngobrol kumpulan
cerpen terjemahan “Kekasih yang Tak Bahagia”. Obrolan dimulai dari Mbak Donny
(sapaan A Elwiq Pr) sebagai penerjemah buku. Selain Mbak Donny ada juga Mas
Wawan; Dosen Sastra Universitas Ma Chung dan Mas Mukhid; Pengarang &
penerjemah. Ketiganya saling bercerita tentang kemenarikan terjemahan buku
Kekasih yang Tak Bahagia.
Awalnya Mbk Donny tak berniat untuk menerbitkan buku tetapi hanya ingin
menerjemahkan agar tau setiap makna dan gaya bahasa cerpen luar negeri. Selama
proses 10 tahun Mbk Donny menemukan makna bahasa, rasa serta pilihan kata yang
berbeda dalam setiap cerpen. Jika bercerita tentang perempuan di Indonesia
pasti bisa ditebak maka kali ini Mbak Donny mengambil penulis perempuan dari
luar negeri.
Hal yang menarik dari lima cerpen dalam buku Kekasih yang Tak
Bahagia ini cerpen yang diterjemahkan Mbak Donny mengambil cerpen dari abad ke
16-17 dengan berbeda bahasa dan gaya penulis. “Penerjemah bukan seperti orang
yang hanya menerjemahkan kemudian kembali dibalik layar tetapi mereka sebagai aktor
yang berperan aktif dalam memilih dan meyampaikan, kalau diibaratkan gaya
terjemahan Mbak Donny bukan hanya
Berburu melainkan juga Meramu untuk mencapai visi tertentu” Tutur Mas Wawan.
Beliau merasakan hal itu dari buku Kekasih yang Tak Bahagia yang diterjemahkan
Mbak Donny.
Sebagian cerpen lima perempuan dalam buku Kekasih yang Tak Bahagia
Mas Wawan sulit memahami peran serta watak tokoh. Penulis menggunakan alur
kesadaran agar pembaca ikut merasakan kondisi serta berfikir. Menurut Mas Wawan
bahwa proses menerjemahkan cerpen bukan hanya soal intelegensi tapi juga
kedekatan dengan perempuan. Bisa dibilang Mbak Donny merupakan penerjemah
beragenda yang fokus terjemahan pada cerpen lima perempuan dalam buku Kekasih yang Tak Bahagia tentang pengalaman
hidup seseorang perempuan.
Urusan buku bukan hanya soal kertas dan tulisan melainkan harus
bertemu agar bisa sharing tulisan. Kritikan dan saran yang masuk sudah biasa
terdengar bagi penulis. Cerpen lima perempuan dalam buku Kekasih yang Tak
Bahagia ada tiga cerpen tentang kisah perempuan sedangkan dua cerpen tentang
feminisme yang diterjemahkan oleh Mbak Donny.
Kumpulan cerpen lima perempuan dalam buku Kekasih yang Tak Bahagia
merupakan karya pertama Mbak Donny. Selama ini hanya aktif dunia kepenulisan di
dalam media sosial. Menurut Mbak Donny “Sastra merupakan seni kata-kata,
menulis suatu kesenian ketika kita menggunakan huruf semua alphabet menjadi
sebuah kata dan kalimat dalam kumpulan cerpen lima perempuan”.
Dimuat dalam koran harian surya
Dimuat dalam koran harian surya
barier_ALin
Komentar
Posting Komentar