Diskusi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (DISMAPLUS)




         
   Pada tangggal 23 maret 2016 tepatnya hari Rabu, pukul 16.00 WIB di adakannya DISMAPLUS (Diskusi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah ) Proker HMJ dari devisi penalaran bertempat di GKB sebelah utara yang harus realisasikan dengan ketua pelaksana Desfian Eka Ariwiguna angkatan 2015. Di moderatori oleh Diah ayu Rohmani angkatan 2015 dengan Pemateri Rian Firmansyah jurusan PLS angkatan 2012, pemateri masuk di jurusan PLS ini karena kepeleset dan takdir Tuhan sebelumnya pernah diterima di UNESA tetapi orang tua kurang setuju. Bahkan pernah mengalami mati suri karena belum mengenal lebih jauh tentang jurusan PLS dan setelah diajarkan oleh pk zulkarnaian dan kak Tara bisa merubah hidup pemateri menjadi lebih baik Karena itupun jurusan PLS berbeda dgn jurusan lain, dalam  jurusan lainnya itu manut, sedangkan jurusan PLS manut tapi agak melenceng sedikit. Dalam realita sekarang yang penuh dengan kehidupan mahasiswa didalam dan diluar kampus banyak yang kurang bisa menyeimbangkan antara keduanya, dengan adanya realitas mahasiswa dalam diskusi kali ini membahas dengan tema “Peran Mahasiswa di dalam dan di luar Kampus” materi ini sangat menarik bagi mahasiswa terutama Pendidikan Luar Sekolah perlu di fokuskan kepada mahasiswa yang aktif dalam bidang akademik juga dalam bidang non akademik khususnya organisasi.

            Dengan materi yang disampaikan isi Pidato Ir. Soekarni dihadapan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat pada tahun 1956
“ Engkau hai pemuda-pemudi yang ada disini, sekarang mengerjakan investment.
Kerjakanlah pekerjaanmu itu ebaik-baiknya. Kerjakanlah sebaik-baiknya oleh karena, apa yang engkau kejar adalah ilmu.
Dan ilmu itu bukan untukmu sendiri. Tetapi ialah untuk anak cucumu, untuk bangsa Indonesia, untuk rakyat Indonesia, untuk tanah air Indonesia, dan untuk Negara republic Indonesia.
Maka saudara-saudaraakademis sekalian jikalau kita kumpul disini kenangkanlah akan hal itu,
Kenangkanlah bahwa seperti tadi aku katakan. Kobaran-kobaran kita telah berat sekali.
Laksana semua orang-orang bangsa Indonesia yang sekarang terkubur ditaman-taman pahlawan. Semuanya menunggu-nunggu akan kedatanganmu kembali.
Agar supaya kamu nanti dapat memberikan sumbangan kepada tanah air dan bangsa”.
Diatas Merupakan isi dari pidato Ir. soekarno
Mahasiswa bukan lagi siswa, banyak tugas dan masalah-masalah yang harus diselesaikan mahasiswa brtanggung jawab lebih berat. Mahasiswa adalah individu /kelompok pemuda intelektual yang sedang belajar di perguruan tinggi (baik Institute, Universitas dan Akademi). Selain itu mahasiswa juga actor inntelektual yang mamiliki hasrat belajar tinggi/ melebihi dari para pemuda-pemudi yang lain dan mempunyai pandangan-pandangan kedepan yang jauh lebih tajam dan kritis dalam usaha mencapai tujuan Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Berbicara soal mahasiswa tentu juga akan menyinggung soal wadah dari peng-GEMBLENG-an para calon-calon pemimpin bangsa ini yaitu Perguruan Tinggi atau sering disebut Kampus. Mahasiswa disini lebih menuntut ilmu dan memiliki hasrat yang tinggi pada ilmu dipelajarinya bukan berorientasi pada pekerjaan dahulu, tetapi bukan berarti Mahasiswa dituntut untuk memilki ilmu selamanya sampai hidup tetapi juga ada saatnya mahasiswa untuk mencari suatu pekerjaan.
            Perguruan tinggi merupakan tempat yang didesain khusus untuk para mahasiswa dalam menempuh pendidikan serta sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Berbeda dengan ketika di Sekolah Menengah Atas (SMA), diperguruan tinggi para mahasiswa dicirikan oleh tiga hal : menjadi insan mandiri, berfikir reflektif dan berpikir kritis. Sesunguhnya tugas menjadi mahasiswa sangatlah berat apabila berkaca dari pemaparan tentang tugas pokok Perguruan Tinggi dan tujuan Pendidikan Tinggi. Secara singkat sangat jelas bahwa mahasiswa menjadi kunci kemajuan suatu peradapan bangsa dan Negara, karena dituntut untuk mampu menciptakan dan mengembangkan ilmu Pengetahuan dan teknologi yang nantinya mampu ditransmisi kepada masyarakat umum (pembentukan budaya). Selain itu Mahasiswa juga dituntut untuk mampu menjadi tangan kanan masyarakat ketika pemerintah bekerja tidak sesuai dengan keinginan rakyatnya. Hal ini yang terkadang harus dipahami dan diresapi oleh Mahasiswa agar kedepannya kehadiran Mahasiswa sangat nyata dirasakan oleh masyarakat. Sejarah-sejarah pada pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan seperti yang dituliskan Pramodya Ananta:
“ Didiklah masyarakat dengan organisasi , Kemerdekaan dengan perlawanan”
            Dalam diskusi ini termasuk pada Jurusan PLS tidak diajarkan sebagai pecundang tetapi PLS diajarkan sebagai perintis “ Agent Of Change”. Berbicara soal peran dan fungsi Mahasiswa di era teknologi yang semakin canggih seperti sekarang bisa dikatakan munafik dan Omong Kosong.  Seperti yang kita ketahui Mahasiswa menjadi lebih tergantung/ tidak mandiri, berpikir instan, malas dan gampang diombang-ambing oleh isu-isu ynag belum tentu kebenarannya. Peran dan fungsi mahasiswa sebagai berikut :
1.      Agent Of Change
Mahasiswa sebagai agen suatu perubahan artinya jika ada sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitar dan itu salah satu mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Misalnya saja aktif disuatu organisasi intra kampus maupun ekstra kampus yang notabenne bergerak dalam pengembangan sumber daya mahasiswa atau masyarakat. Tanpa merapat dan bergabung dengan suatu komunitas atau organisasi saya rasa usaha menjadi agen of change hanyalah sebuah jargon busuk.
2.      Social Control (Control Social)
Sebagai generasi pengontrol seorang mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan social yang ada dilingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Fakta yang terjadi saat inii mahasiswa hanya sibuk dengan nilai IPK, atau bisa dikatakan hanya kognitif oriented. Sehingga kemampuan bersosial dan  kepekaan mahasiswa mengalami pergeseran kearah yang tidak sebagaimana mestinya.
3.      IronStock (Generasi Penerus)
Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat mengantikan generasi-generasi sebelumnya dipemerintahan kelak. Intinya mahasiswa itu merupakan asset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan bangsa Indonesia.
4.      Moral Force (Gerakan Moral)
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila dilingkungan sekitar terjadi hal-hal yang menyimpang dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari materi yang diberikan oleh pemateri, banyak peserta diskusi yang menanyakan bahkan memberi tanggapan ataupun tambahan, meski dalam diskusi ini sedikit terganggu oleh forum lain yang bersebelahan dengan rapat HMJ jurusan BK dengan begitu diskusi masih tetap aktif dan banyak yang ditanyakan oleh beberapa peserta diskusi sebagai berikut :  
Pertanyaan pertama oleh Wahidin/ 2015 : Bagaimana cara mempertahankan idealis kita dan mengembangkan jika lahan mahasiswa hanya di kampus / mempertahankan idealisme ketika di luar kampus/ masyarakat ?  Dijawab oleh pemateri : ketika di dlam buatlah hal seideal mungkin karena jika keluar kampus akan sangat sulit. Akan tersingkir, masuk sistem dan perubahannya masuk sistem di siasati agar bisa idealis dan membuat sebuah perubahan. Hidup harus idealis tapi harus melihat situasi dan kondisi. Masuk sistem dulu, asal bisa memanejemen resiko.
Tambahan dari Wendy/ 2014 : Harus ada kemauan dan kesempatan, ketika kemauan ada tapi kesempatan tidak ada maka kita harus mencari-cari kesempatan. Tabrak selama kita benar dan memiliki tujuan konstitusi dan pegangan dari masing-masing individu.
Wahid/ 2014 : Mahasiwa sebagai agen of change kenyataanya mahasiwa PLS idealnya itu seperti apa? Dijawab oleh Pemateri : idealnya tidak bisa di tetapkan. Bergabung dengan komunitas/organisasi. Karena akan menjadi lahan kita di tempah agar siap saat terjun langsung ke lapangan. Baca referensi yang ada pada katalog karena itu akan sangat bermanfaat. Sebelum menjadi mahasiswa mandiri kita butuh bimbingan. Jurusan PLS harus berfikir beda, aktif dalam berorganisasi, pengabdian masyarakat, memiliki cara pandang lain dan jelas. Bukan hanya memberi uang tapi juga harus membangun motivasi.
Ridwan/ 2014 : Ciri2 mahasiswa. Kalau madiri sudah mampu di bangun. Reflektif kegiatan yang di lakukan harus di refleksikan, kritis, mahasiwa banyak yang kurang kritis. Ketika punya pendapat mereka takut menyampaikan. Apa mental yang harus di bangun atau lingkungan yang membuatnya seperti itu ? Dijawab oleh Pemateri : Setiap mahasiswa itu memilii gaya masing masing untuk mengkritisi suatu hal, Kurang kritis setiap angkatan memiliki gaya untuk menyikapi kritis.
Niko/ 2015 : Tidak setuju dengan Moral Force karena ini tugas kawan-kawan di jurusan hukum bukan di FIP. Jalan yang lurus adalah urusan agama. Di jawab oleh Nizar/ 2015 : Kita disini sbgai moral force gerakan moral, untuk kata lain dari nomer tiga kita mahasiswa harus menjadi generasi penerus itu harus ditambahi menjadi generasi pelurus, terkait dengn system jika di analisa itu berbeda dengan apa yang kita tujukan. Bagaimana cara kita untuk meluruskan ituu tugas kita sebagai gerakan pengubah moral. Contoh politik uang itu pastinya ada, bagaimana kita bisa menjadi generasi pelurus untuk meluruskan masalah politik yang ada bukan menjadi generasi penerus yang hanya bisa meneruskan politik di Indonesia ini.
Fitriana/ 2014 : ini masaalah dengan kritik dan tujuan, hal sepele di kelas. Ketika dikelas waktu hampir habis sedangkan salah satu teman ingin bertanya tetapi teman lainnya tidak memperbolehkannya memakai ekspresi raut wajah maupun mata, Korupsi waktu. Harusnya kita bertanya itu langsung menegur teman yang bertanya. Dari diri sendiri kita juga tidak menkritiskan diri kita sendiri.
Winda/ 2015 : Penelitian ilmiah dan menyiapkan para ilmuwan ? Dijawab oleh Pemateri : berani ngomong ini yang itulah pls berani bernalar ban berani menyuarakan pendapat. Contoh PKM itu tidak sesuai dan banyak masuk dalam RPS atau SKS. PKM bahan UAS banyak literasi dan bacaan maka berani mengkritisi. Jika tidak ya akan manut dan mengikuti alur, membiarkan masuk dan berkecimpung di mata kuliah. Secara tidak langsung kita di tekan. Jika ingin kreatif butuh sebuah kebebasan. Belajar dari pengalaman yang memilki banyak wacana dan rasa ingin tau yang tinggi. Jika ingin kritis ya harus memiliki banyak wacana. Mengkritik PKM sebagai Kontra produktif karena sebagai karya penulisan ilmiah, karya-karya sendiri dan disisi lain PKM juga digunakan tidak selayaknya dimasukkan pada RPS/ SKS sebagai bahan UAS dan sebagai akreditasi A. Takut mengungkapkan itu hal yang wajar karena masih berorientasi kembali lagi tentang visi kuliah Jika ingin belajar secara cepat maka belajarlahn organisasi. Puncak kebutuhan adalah aktualisasi diri. Tunjukkan jika kita bisa dan mantapkan tujuan kuliah.
Tambahan dari Ardi/ 2014 : Mahasiswa harus mempunyai tujuan yang ditekankan lebih dan jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pergi). Jangan sampai kita menjadi Domba digembalakan opo jare bapak, opo jare bos, opo jare tuan kita. Peran mahasiwa harus punya tujuan, manusia saja punya tujuan apalagi mahasiswa tekankan tujuan lebih dari kemarin jangan jadi mahasiwa yang hanya datang. Pertegas tujuan dan jangan mau menjadi pengikut baik dari orang tua ataupun teman dan sebagainya. Kita harus memiliki tujuan dan jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu
Tambahan dari Wendy/ 2014 : menambahi sebagai mahasiswa PLS memiliki toleransi dan saling menghargai yang tinggi menjadi Mahasiswa humanis harus memiliki sifat menghargai/ toleransi yang tinggi kepada bagi mahasiswa PLS ciri khas ras toleransi dan rasa menghargai tinggi: 1.Kakak tingkat.sumber ilmu pertama dari akak tingkat, 2.Teman, 3.Dosen. Mengawali kebijakan sendiri. Jika salah benarkan. Mengawal kebijakan bukan berarti harus muluk-muluk, misalnya saja pada lingkungan kita, pertama harus kawal kebijakan sendiri, kedua kawal yang menghimpun kita. Organisasi bukan hanya milik anggota tapi milik bersama, Kawal ormawa yang ada dengan bersama-sama.
Tambahan dari Alifiyah/ 2014 : peran mahasiwa pengalaman merubah dunia di mahasiswa dan merubah dunia sekitar. Merubah dunia kita bagaimana kita yang menyadarkan bahwa kuliah itu penting Merubah mindset diri kita sendiri, bahwa pendidikan itu penting. Skill harus di imbangi dengan pengetahuan dengan bertemu kakak tingkat yang terkenal bernama Endah Setiyowati bisa termotivasi olehnya, karena motivasi awal saya bisa terkenal di organisasi dan itu baru saya rasakan ketika berorganisasi baru tau bagaimana cara menghadapi masalah. Melek akan permasalahan, Mempengaruhi lingkungan sekitar, Apa yang kita dapat itu bisa di share kepada lingkungan sekitar dan memiliki pengalaman yang tersirat.
Kesimpulan diskusi dengan tema “peran mahasiswa di dalam dan di luar kampus”. Pendidikan sebagai investasi secara tidak langung. Baik apa tidaknya investent tersebut tergantung pada individu itu sendiri. Ilmu bukan untuk kita sendiri namun juga untuk orang sekitar kita bahkan ilmu itu dapat merubah perkembangan baik bangsa maupun negara ke arah yang baik.  Mahasiswa di tempa di kampus untuk mengetahui pentingnya pendidikan, maka jangan prespektif ke arah pekerjaan terlebih dahulu. Kita kita tidak mau menulis dan berdiskusi maka kita sedang berada dalam zona aman yang sejatinya berada dalam kemunduran. Didiklah masyarakat dengan organisasi dan perlawanan. Mahasiwa bukan generasi wacana tapi generasi yang mampu membuat perubahan dengan actionnya yang mempunyai peran agen perubahan memberikan inovasi baru. Bukan Mahasiswa jika tidak memiliki suatu karya pun, minimal memiliki satu karya yaitu “SKRIPSI”.
Dari ketua pelaksana sendiri diskusi ini berjalan dengan lancar, menarik dan pesertanya sangat antusias tidak seperti yang diperkirakan untuk harapan kedepannya semoga lebih baik lagi dan pesertanya lebih banyak lagi.
Pesan dari pemateri memiliki bacaan/ wacana, Banyaklah ingin tahu, banyak bertanya, banyak share, banyak pengalaman. Dan sebagai mahasiswa Mahasiswa itu harus menulis, membaca, berdiskusi, pengabdian masyarakat. Rasa kepekaan social sebelum terjun ke masyarakat yang akan memiliki inovasi dan inspirasi.


Barier_aLin

Komentar

Postingan Populer